Satu tahun pemerintahan
kabinet Jokowi-JK bekerja, satu tahun pula permasalahan timbul di negeri
tercinta ini. Visi, misi serta janji Jokowi-JK mencemirkan kinerja kabinet satu
tahun ini dan empat tahun kedepan. Satu tahun bekerja, seharusnya menjadi
sebuah evaluasi bagi kabinet Jokowi-JK yang harus menjaga konsistensinya dalam melayani rakyat.
Ekonomi dan Sosial
Masih ingat
dengan ‘kartu sakti’ yang menjadi program kabinet Jokowi-JK? Sampai saat ini,
program kartu sakti tersebut masih dipertanyakan apakah kartu sakti tersebut
berjalan dengan baik serta tepat sasaran. Pemerintah dewasa ini, perlu mengkaji
kembali transparansi tentang kartu sakti tersebut serta program-program yang
dijanjikan untuk masyarakat.
Menurut
hasil survei Poltracking Indonesia, 51,26 persen responden menyatakan tidak
puas dengan pemerintahan Jokowi-JK di bidang ekonomi. Sementara itu, publik
yang menyatakan puas sebanyak 42,95 persen dan 5,79 persen sisanya menyatakan
tidak tahu. Artinya bahwa satu tahun ini, pemerintahan Jokowi-JK kurang dalam kinerjanya di bidang ekonomi.
Seperti pelemahan rupiah, impor pangan tetap tinggi, dan bahan kebutuhan pokok
yang mahal membuat masyarakat tidak puas akan kinerja kabinet Jokowi-JK.
Selain itu, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
yang sebentar lagi akan bergulir. Pemerintah dalam satu tahun ini, kurang mensosialisasikan MEA kepada
masyarakat terutama masyarakat yang ada di kota kecil maupun kabupaten di
Indonesia. Sejatinya, MEA adalah tonggak kemajuan ekonomi Indonesia dan
sepatutnya kita sebagai masyarakat yang peduli akan sebuah kemajuan bangsa agar
memperbaiki serta meningkatkan kualitas diri demi tercapainya cita-cita suatu bangsa yakni berkesejahteraan
umum.
Berbicara tentang pendidikan di Indonesia, kualitas
pendidikan di Indonesia yang masih kurang merata serta implementasi kurikulum
2013 yang kurang baik menjadi suatu pekerjaan rumah yang harus dilakukan
pemerintah empat tahun mendatang. Pembangunan sekolah yang kurang memadai,
fasilitas gedung sekolah yang rusak, serta tunjangan dan pendidikan untuk guru
yang belum direalisasikan dengan baik merupakan sebuah gambaran bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia tidak merata.
Persoalan Kabut Asap
Sebagian
masyarakat Indonesia terutama di Riau dan sekitarnya, telah menjadi korban kabut
asap akibat pembakaran hutan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Banyak upaya yang dilakukan masyarakat, aparat pemerintah daerah dan pemerintah
pusat dalam menangani kasus pembakaran hutan ini. Terjadinya pembakaran hutan serta
kabut asap ini terjadi setiap tahun, adalah akibat kurang responsifnya pemerintah serta lemahnya
perarturan gubernur yang membolehkan pembakaran hutan.
Sebagai masyarakat yang peduli akan masalah-masalah
sosial diatas, sepatutnya kita tidak lupa untuk selalu mengingatkan kepada
pemerintah akan masalah-masalah tersebut. Selain mengingatkan, memberikan solusi
serta aksi positif pun harus dilakukan sebagai bentuk kepedulian kita sebagai
masyarakat Indonesia. Semoga dalam mengingatkan, memberikan solusi, serta melakukan
aksi positif menjadi evaluasi pada diri serta pemerintahan kedepan agar
tercapainya masyarakat yang sejahtera. (SNK)
0 Response to "Mengevaluasi satu tahun kabinet Jokowi-JK"
Post a Comment