Foto By indopolitika.com |
Rencana
besar Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2014-2019, menjadi
tugas berat kedua setelah naiknya harga BBM. Dalam menjalankan sebuah strategi
kekuasaannya, Jokowi-JK harus cerdas memilih siapa kandidat menteri yang cocok
dan tepat menggantikan kabinet Indonesia bersatu jilid dua.
Bertolak
dari rencana besar Jokowi-JK, yang sedang terfokus memilih menteri. Persatuan negara-negara
Asia Tenggara telah sepakat bahwa, pada tahun 2015 membuka pasar bebas untuk
wilayah Asia Tenggara. Berbicara tentang kesiapan menghadapi pasar bebas,
Indonesia mempunyai potensi sangat besar untuk menghadapi pasar bebas ini, baik
dari segi ekonomi, sumber daya alam, pariwisata, maupun di bidang industri.
Keputusan negara-negara Asia Tenggara
sangatlah tepat, karena dengan dibukanya pasar bebas ini kita dapat melihat
seberapa besar potensi Indonesia di mata negara-negara Asia Tenggara. Selain
itu, manfaat dari pasar bebas ini adalah
jalur perdagangan menjadi lebih luas dan tidak terfokus di satu sektor saja,
sistem perekonomian lebih terbuka dan kualitas produk pun akan lebih
berkualitas.
Berbicara tentang
pemilihan menteri, apalagi dalam situasi dan kondisi pemerintahan di Indonesia
sekarang ini, sejarah mencatat bahwa efektivitas para menteri pada lima tahun
terakhir ini, kurang menunjukan kualitas pemerintahan yang baik. Ada tiga
menteri yang tersangkut korupsi dijerat saat menjabat, yaitu Andi Malarangeng
yang terjerat kasus proyek hambalang, Suryadharma Ali korupsi penyelenggaraan
haji, dan yang sedang hot saat ini adalah Jero Wacik yang menjabat sebagai
menteri ESDM terjerat kasus pemerasan dan penyalahgunaan wewenang.
Berdasarkan
temuan penulis yang realistis, saatnya pemerintahan saat ini dalam memilih menteri
ataupun pejabat yang bekerja di dalam suatu pemerintahan, harus sesuai dengan life
skill nya masing-masing dan memilih menteri yang dapat bekerja keras, jujur,
dan memiliki kualitas yang baik. Sebagai contoh, seorang dokter yang ahli di
bidang kesehatan di tunjuk oleh pimpinannya menjadi seorang petani, tentu saja
dokter tersebut tidak tahu bagaimana tata cara bertani, dan bagaimana cara agar
hasil dari tani tersebut menjadi melimpah ruah dan berkualitas. Mengapa demikian?
Karena tidak sesuainya life skill yang dia miliki menjadi pekerjaan yang harus dia kerjakan.
Pemilihan
menteri sesuai dengan life skillnya, akan berdampak baik kepada masa pemerintahan Indonesia dalam
lima tahun kedepan. Selain itu, akan berdampak positif pula pada realisasi pasar bebas yang sebentar lagi akan
direalisasikan.
Pasar bebas dan pemilihan menteri adalah sebagai revolusi
mental pertama yang dijalankan oleh pemerintahan yang baru. Sebagai warga
negara yang baik, kita harus tetap selalu mendukung dan selalu berusaha agar
Indonesia dapat menjadi yang terbaik sebagai negara yang berdaulat, adil dan
makmur.
0 Response to "Pemilihan Menteri dan Pasar Bebas"
Post a Comment