Pemilihan Menteri dan Pasar Bebas

     
Foto By indopolitika.com
Pasar bebas atau juga disebut ASEAN Economic (AEC) 2015 tinggal di depan mata, apakah Indonesia sudah siap menghadapi pasar bebas ini? Masa transisi kekuasaan  presiden ke-6 ke-presiden ke-7 menjadi sebuah transisi yang luar biasa jika dalam pemilihan menterinya tidak sembarangan dan tidak “pilih bulu”.


Rencana besar Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2014-2019, menjadi tugas berat kedua setelah naiknya harga BBM. Dalam menjalankan sebuah strategi kekuasaannya, Jokowi-JK harus cerdas memilih siapa kandidat menteri yang cocok dan tepat menggantikan kabinet Indonesia bersatu jilid dua.

Bertolak dari rencana besar Jokowi-JK, yang sedang terfokus memilih menteri. Persatuan negara-negara Asia Tenggara telah sepakat bahwa, pada tahun 2015 membuka pasar bebas untuk wilayah Asia Tenggara. Berbicara tentang kesiapan menghadapi pasar bebas, Indonesia mempunyai potensi sangat besar untuk menghadapi pasar bebas ini, baik dari segi ekonomi, sumber daya alam, pariwisata, maupun di bidang industri.

 Keputusan negara-negara Asia Tenggara sangatlah tepat, karena dengan dibukanya pasar bebas ini kita dapat melihat seberapa besar potensi Indonesia di mata negara-negara Asia Tenggara. Selain itu,  manfaat dari pasar bebas ini adalah jalur perdagangan menjadi lebih luas dan tidak terfokus di satu sektor saja, sistem perekonomian lebih terbuka dan kualitas produk pun akan lebih berkualitas.

           Berbicara tentang pemilihan menteri, apalagi dalam situasi dan kondisi pemerintahan di Indonesia sekarang ini, sejarah mencatat bahwa efektivitas para menteri pada lima tahun terakhir ini, kurang menunjukan kualitas pemerintahan yang baik. Ada tiga menteri yang tersangkut korupsi dijerat saat menjabat, yaitu Andi Malarangeng yang terjerat kasus proyek hambalang, Suryadharma Ali korupsi penyelenggaraan haji, dan yang sedang hot saat ini adalah Jero Wacik yang menjabat sebagai menteri ESDM terjerat kasus pemerasan dan penyalahgunaan wewenang.

Berdasarkan temuan penulis yang realistis, saatnya pemerintahan saat ini dalam memilih menteri ataupun pejabat yang bekerja di dalam suatu pemerintahan, harus sesuai dengan life skill nya masing-masing dan memilih menteri yang dapat bekerja keras, jujur, dan memiliki kualitas yang baik. Sebagai contoh, seorang dokter yang ahli di bidang kesehatan di tunjuk oleh pimpinannya menjadi seorang petani, tentu saja dokter tersebut tidak tahu bagaimana tata cara bertani, dan bagaimana cara agar hasil dari tani tersebut menjadi melimpah ruah dan berkualitas. Mengapa demikian? Karena tidak sesuainya life skill yang dia miliki menjadi pekerjaan yang harus dia kerjakan.

      Pemilihan menteri sesuai dengan life skillnya, akan berdampak  baik kepada masa pemerintahan Indonesia dalam lima tahun kedepan. Selain itu, akan berdampak positif pula pada  realisasi pasar bebas yang sebentar lagi akan direalisasikan.


          Pasar bebas dan pemilihan menteri adalah sebagai revolusi mental pertama yang dijalankan oleh pemerintahan yang baru. Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap selalu mendukung dan selalu berusaha agar Indonesia dapat menjadi yang terbaik sebagai negara yang berdaulat, adil dan makmur.

Related Posts:

0 Response to "Pemilihan Menteri dan Pasar Bebas"