PEMILUKADA DI MATA PELAJAR



   Oleh : Syamsul Najib Khoirullah                                                                                                                                                                                                      (Pelajar SMAN 1 Sukabumi )


    Kurang lebih satu bulan lagi, warga Kota sukabumi melaksanakan tugasnya sebagai warga Negara, yaitu memilih walikota dan wakil walikota sekaligus wakil dan pemimpin aspirasi warga kota sukabumi. Pemilukada yang di adakan lima tahun sekali ini, ada yang memberikan pandangan dan juga masukan dari berbagai pihak khususnya para pelajar di kota sukabumi.


     Menurut pandangan beberapa rekan-rekan pelajar, masih  ada yang belum mengerti dan belum paham tentang pemilukada ini. Sebab pada dasarnya pelajar yang baru menginjak usia dewasa ini, masih baru mengenal politik dan masih “seumur jagung” dalam hal berpolitisi. dan  di sisi lain, ada juga pelajar yang menanggapi pemilukada ini bersifat positif dan juga negatif.

    Dari sisi positif , pemilukada ini adalah sebagai pembelajaran kedepannya untuk pelajar yang suatu saat nanti ada yang ingin berkecimpung dalam dunia politik. dalam sisi negatif, ada juga pelajar yang belum waktunya untuk memilih dan mengikuti kegiatan gelar masa, malah kekeuh mengikuti kegiatan tersebut sehingga imbasnya pada pelanggaran peraturan yang telah di tentukan.

     Dalam menanggapi hal di atas ,perlu adanya sosialisasi  dari pihak Komisi Pemilihan Umun (KPU) serta pihak bersangkutan ke sekolah sekolah, ataupun Pihak KPU dan pihak bersangkutan mengadakan sosialisasi terbuka dan mengundang pelajar yang sudah ada hak untuk mengikuti pemilukada. mengapa harus di adakan sosialisasi?  Karena, masih dininya pemikiran tentang politik atau pemilukada, sehingga para pelajar dapat mengetahui sejauh mana kualitas maupun keunggulan para calon walikota dan walikota.

    Menurut penulis, pemilukada yang baik adalah pemilukada yang mengikuti aturan, menurut istilah di sebut “Luberjurdil.” Artinya dalam pelaksanaannya, Langsung, Umum , Bebas , Jujur dan Adil. Di dalam kacamata penulis Yang sekarang menjadi realita saat ini, adalah banyaknya “Tim sukses” calon walikota dan walikota yang melanggar peraturan-peraturan yang telah ditentukan imbasnya dari pelanggaran di atas, banyaknya orang yang lebih memilih golput, dan masyarakat yang tidak bebas dalam memilih para calon walikota dan wakil walikota.

      Walaupun saat ini banyak kampanye-kampanye calon walikota dan wakil walikota menuju transisi ke peralihan kepemimpinan, tidak menyurutkan semangat pada jajaran pemda kota sukabumi dalam mengabdi pada negara yang berlangsung baik dan kondusif.

     Harapan pelajar dan penulis, pada akhirnya siapa saja kandidat yang menduduki kursi walikota dan wakil walikota periode 2013-2018, dapat menyelaraskan satuan pendidikan terutama pada para pelajar yang anti kekerasan, berbudaya agama , dan menjadi pemimpin yang “Uswatun hasanah”, bersahaja, peduli terhadap masyarakat kecil, memajukan pendidikan perekonomian dan juga kesehatan.

    Terakhir, menurut penulis walikota yang baik adalah walikota yang lebih mencintai atau memperhatikan para pelajar sebagai calon pengganti para pemimpin di kemudian hari.

Penulis : Syamsul Najib Khoirullah
E-mail  : syamsoel_krend@yahoo.co.id
               syamsoel.fabian@gmail.com
Blog     :http://syamsul-najib-kh.blogspot.com/

Related Posts:

2 Responses to "PEMILUKADA DI MATA PELAJAR"

Bang YusMel said...

Saya sangat setuju pendapat ini, sosialisasi pendidikan politik bagi kalangan pelajar sangat-sangat penting karena pembelajaran seperti ini sangat menentukan warna politik Indonesia ke depan. Saya baru melihat saat ini para kandidat/calon walikota hanya memanfaatkan bertemu konstituen khususnya pelajar dengan menggelar hiburan atau event2 kecil saja (Ini saya tidak sepenuhnya setuju).
Kalau boleh saran, Anda bisa usulkan ke pihak sekolah atau Organisasi Pelajar Anda untuk menggelar temu dialog dengan para caleg. Pengalaman saya disinilah Anda akan menemukan unsur2 kebenaran sejatinya. Sekedar mengingatkan hindari money politik dari tim sukses caleg (apapun bentuk dan cara yang ditawarkan). Jika sampai terjadi usaha mulia Anda bisa jadi sia-sia dan menuai bencana.
Salam Indonesia Kuat - Sukabumi Berjaya!

Unknown said...

yang saya rasakan, efek dari panggung politik yang picik membuat generasi kaum muda cenderung apatis menyikapi pesta demokrasi tersebut. Saran dari pak Rada S di atas saya kira sangat bagus, selain mengenalkan kaum muda pada ranah politik yang sesungguhnya juga mengenalkan kaum muda di Kota Sukabumi khususnya kepada para kandidat Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi periode 2013-2018 nanti.
5 detik untuk 5 tahun!